Rabu, 24 Agustus 2016

Analisis Wacana Topikalisasi dan Genre Teks - Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum dan Ahfi Hikmawati, S.Pd.




Penulis  Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum dan Ahfi Hikmawati, S.Pd.
Ukuran 14 x 20,5 cm
Tebal 96 halaman
Kertas isi HVS 70 gr
ISBN: 978 - 602 - 0947 - 50 - 1

Belajar bahasa dimulai sejak kanak-kanak diarahkan ke penguasaan bahasa. Penguasaan bahasa menjadi hal yang diinginkan dan diidamkan setiap orang tua yang diberi kesempatan berupa generasi pelanjut.
Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Ketika komunikasi secara langsung, kedua individu atau lebih saling bertemu dan berinteraksi. Lain dengan komunikasi tidak langsung. Komunikasi tidak langsung dilakukan melalui perantara, karena tidak bisa saling bertemu dan berinteraksi. Perantara yang digunakan adalah menggunakan media. Media tersebut bisa berupa media cetak maupun media elektronik. Media elektronik misalnya televisi, radio, handphone, dan lain sebagainya. Media cetak misalnya majalah, surat kabar, tabloid, dan lain sebagainya.
Menurut Mursito (2006:2) ada dua pengertian pers dalam konteks ini, yakni pers dalam pengertian sempit dan pers dalam pengertian luas. Pers dalam pengertian sempit menunjuk pada media cetak saja (surat kabar, tabloid, dan majalah), sedangkan pers dalam pengertian luas menunjuk pada semua jenis media massa (semua media cetak dan semua media elektronik).
Berkomunikasi tidak dapat terlepas dari keduanya. Baik media cetak maupun media elektronik sangat berperan dalam kegiatan sehari-hari. Bahasa sebagai media informasi berarti memiliki tempat di mana informasi tersebut disampaikan. Tendensialitas bahasa sebagai komunikasi biasanya bisa disampaikan melalui media cetak maupun elektronik. Misalnya media cetak dari surat kabar. Menurut Barus (2011:139) “di dalam surat kabar terdapat dua hal yaitu ruang news (berita) dan ruang pendapat. Ruang news (berita) bisa berupa berita politik, berita ekonomi, berita hukum, sedangkan di ruang pendapat ada tajuk rencana, kolom, artikel opini, pojok, karikatur, surat pembaca”.
Artikel opini adalah artikel yang ditulis sepenuhnya atas inisiatif penulis dengan topik-topik spesial serta berkaitan dengan berita yang sedang hangat dibicarakan. Artikel opini muncul dari pernyataan pendapat pikiran mengenai fakta, wacana, postulat, opini, kritik, saluran aspirasi kaum cendekiawan mengenai berbagai hal (Barus 2011:152). Setiap penulis memiliki ciri yang membedakan antara penulis satu dengan penulis yang lain. Ketika muncul perbedaan opini dari tiap penulis, ada perbedaan sudut pandang dari tiap penulis opini. Penulis dalam membuat opini mengangkat topik dari hasil pengamatan untuk dituangkan dalam tulisan artikel opini. Topik tersebut bisa dikaji dari struktur teks. Selain topik di dalam artikel opini juga memperhatikan genre wacana. Penulis ketika membuat tulisan opini memiliki tujuan yang ingin disampaikan. Tujuan penulisan artikel opini tergambar dari genre wacana. Genre wacana dapat bertujuan untuk menggambarkan, menceritakan, menjelaskan, dan lain sebagainya.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang berkurikulum (K13) atau Kurikulum yang selanjutnya sebagai penyempurnaan menggunakan berbagai jenis teks. Teks-teks tersebut tercermin dari kegiatan manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari ini berwujud teks yang beraneka ragam.
Jenis-jenis teks yang diproduksi dan harus dipahami setiap berkesempatan komunikasi. Satu peristiwa komunikasi tidak hanya digunakan satu jenis teks saja melainkan campuran dari antarteks yang satu dengan yang lain dalam satu kesatuan. Misalnya dalam teks opini mungkin di dalamnya berbentuk teks laporan, teks deskripsi, teks eksplanasi, teks eksposisi, dan sebagainya.
Pembelajaran berbasis teks bisa memanfaatkan berbagai sumber teks, baik teks lisan maupun teks tertulis. Produksi teks dalam kehidupan manusia tidak akan mengalami surut. Perhatikan setiap terbit media massa menghasilkan rubrik-rubrik yang tak surut.
Hal tersebut bisa dilihat dari kesesuaian antara isi teks, dilihat dari struktur teks, dan genre dengan materi pembelajaran yang bepedoman pada Kurikulum 13 atau kurikulum yang selanjutnya. Tujuannya, teks-teks yang terdapat dalam media masa cetak setelah melalui kajian mendalam memberikan manfaat yaitu bisa diimplementasikan pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahan ajar.
Buku ini disajikan dalam delapan bagian meliputi Bagian I Pengantar, Bagian II Analisis Wacana, Bagian III Topik dan Topikalisasi, Bagian IV Topikalisasi Teks Opini, Bagian V Genre Teks, Bagian VI Genre Teks Opini, Bagian VII Pembelajaran Berbasis Teks, dan Bagian VIII Penutup.
Kedelapan bagian menyajikan informasi yang memadai dan dapat digunakan oleh pembaca, baik dosen bahasa dan komunikasi, para guru dan calon guru, mahasiswa yang sedang menekuni komunikasi dan ilmu bahasa, peminat kajian proses mental dalam berinteraksi manusia, dan pemerhati tentang produksi dan pemahaman teks-teks dalam komunikasi sesama manusia. Buku ini bisa dijadikan bahan bacaan pengaya dan pemerluas pengetahuan mengenai wacana.
Khusus, bagi mahasiswa yang sedang menekuni ilmu bahasa buku ini sebagai bacaan yang mengantarkan ke pemahaman yang penting berkaitan dengan struktur teks, dan topikalisasi yang terdapat di dalam wacana. Tujuan khusus lagi, buku ini bermanfaat sebagai pegangan kajian ragam bahasa, analisis wacana, serta retorika.
Buku ini disajikan secara jelas dan sederhana sehingga tidak menyulitkan dalam memahami informasi yang tersajikan. Pembaca diharapkan bisa membaca bagian per bagian secara urut sehingga menemukan alur pemahaman yang lengkap. 



Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. Lahir Kudus, 18 Agustus 1960. Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (1986-kini). Kini ditugasi sebagai Kepala Laboratorium Pelayanan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Hobi: meneliti, menulis, dan membaca. Riwayat pendidikan: Pendidikan diawali TK Siwi Peni di Rendeng Kudus. Sekolah Dasar Negeri Rendeng I Kudus (1974). Sekolah Menengah Ekonomi Pertama Negeri di Kabupaten Kudus (1978). Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri jurusan Tata Buku di Kabupaten Kudus (1981). Pindah ke Solo melanjutkan studi Strata 1 di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta (1981-1985). Studi Strata 2 di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta, jurusan Ilmu-Ilmu Humaniora (1991-1995). Beberapa aktivitasnya: Penelitian 2015 Penelitian Unggulan Program Studi mengangkat tema pelanggaran dan penanganan program pengenalan akademik di perguruant tinggi. Kini sedang mengerjakan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tahun kedua mengenai stiker vulgar dan cara meminimalisasi dampak negatifnya.  Proses menyelesaikan penulisan buku tentang caption. Buku Suhu Ase  (Suka Humor Aku Sehat) (2015) Cetakan 1 dan 2 penerbit Bukutujju.  Buku diterbitkan oleh Bukukatta  Celotah-Celoteh (2016). Buku diterbitkan oleh Bukutujju Celoteh Rumput Liar (2016) karya bersama Sugeng Riyanto, S.Pd., M.Pd. Kumpulan puisi bersama Puitri Hartingsih. Anak Hujan (2016) penerbit Bukukatta. Puisi bersama dalam Awal Merekah (2016) Laboratorium Pelayanan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, FKIP UMS. Antologi puisi Isyarat Rasa (2016) dihadiahkan ulang tahun Naimul Faizah, S.Pd.
Ahfi Hikmawati, S.Pd. Lahir di Kudus, 27 Februari 1994. Perjalanan pendidikan dimulai dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kudus, Sekolah dasar ditempuh di MI Muhammadiyah 2 Kudus, MTs Negeri Kudus, SMA Muhammadiyah Kudus, dan menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, tahun 2016 judul Skripsi “Topikalisasi Struktur Teks dan Genre Wacana pada Artikel Opini dalam Koran Kompas serta Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”.
Memiliki hobi mendengarkan radio dan musik, main tenis meja, dan menonton sepak bola serta bulu tangkis. Cita-cita yang sangat diimpikan adalah bisa hidup bahagia di dunia & akhirat serta membuat bahagia & bangga orang tua. Motto hidup “Hari Ini Harus Lebih Baik daripada Hari Kemarin”. Pesan-pesan untuk pembaca adalah “Kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat harus selalu beriringan dan sejalan. Hal itu sangat penting untuk menapaki jalan kehidupan yang panjang dan berliku ini. Tanpa keduanya hidup terasa hampa dan kosong”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar