Ukuran 14 x 20,5 cm
Tebal 96 halaman
Kertas isi HVS 70 gr
Teba; 150 hal
ISBN
: 978 - 602 - 0947 - 51 -
8
Harga IDR 43.000
Dan cinta seringkali menimbulkan penderitaan seringkali menumbuhkan ketakutan untuk menemukan kebahagiaan. Ketakutan pun adakalanya dapat menjadi awal dari keberanian-keberanian baru dan kekuatan baru untuk menghapus ketakutan itu sendiri
Dan tahukah bahwa adakala bahagia datang tidak tepat waktu, terlambat bahkan dapat menjadi penyesalan.
Itu jika kita menempatkan kebahagiaan tidak tepat. Tidak tepat waktu datangnya, sebelum atau sesudah, bahkan jika sangat terlambat hanya akan menumbuhkan rasa sesal yang dalam.
Menjadi diri sendiri yang bahagia dan merdeka dan mandiri adalah kekuatan untuk bangkit.
Kepedihan, duka, luka dan air mata. Menyatu dalam penderitaan cinta. Bagaimana menembus batas-batas. Bagaimana bisa mengembangkan mimpi-mimpi dan harapan .
“Hatiku adalah tempat yang merdeka dan suci, tak sudi hatiku diinjak-injak dan dibentak bentak, dimarah-marahi, dan disuruh suruh atau dilarang-larang oleh siapapun hatiku adalah wilayah wingit yang hanya aku dan Tuhan yang berhak mengatur segalanya.”
Aku adalah passion, vision, mission dan sekaligus action. Selalu ada dalam gairah siapa pun untuk menegakkan kehormatan dan harga diri sebagai perempuan, bukan perempuan yang ditentukan orang lain tetapi oleh jiwa bebas dan mandiri. Aku adalah gairah jiwa untuk terus tetap abadi bukan tubuhku bukan untuk diinjak injak dan dilecehkan dan direndahkan oleh siapapun. Aku adalah pemberontakan diri yang telah lama terbelenggu.
Kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Itu bagian puisi setiap orang yang juga beda. Meninggalkan kebahagiaan satu untuk menemukan kebahagiaan lainnya adalah hal yang sering dilakukan untuk bertahan hidup.
Dalam pikiranku hanya satu seharusnya anak-anakku tidak kesulitan seperti sekarang, kebodohanku dalam pernikahan yang mengakibatkan penderitaan mereka, makanya aku akan tebus dengan apa saja .... mereka harus berhasil .... itu saja yang kupikirkan!”
“Aku bersyukur anak-anakku mengerti dan nrima.”
“Anak-anak kitalah kebahagiaan sejati.”
“Membahagiakan orang juga membuat hati kita bahagia kan? Itu jauh lebih berharga.”
“Tidak ada yang bisa kuandalkan, selain diriku.”
“Bahkan untuk hal-hal genting seperti masa depan anakku.”
“Hanya anak-anaklah yang membuat kuat hati ibu.”
Sus
S. Hardjono, lahir, 5 November
l969 di Sragen. Meraih gelar sarjana dari FKIP-UNS (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta) tahun 1992.
Selama tahun 1990an, aktif menulis puisi, cerpen dan geguritan (puisi berbahasa Jawa) sejak masah menjadi mahasiswa, serta mempublikasikannya di berbagai media massa yang terbit di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Waktu itu ia juga sempat bergabung dalam Kelompok Teater Peron, FKIP UNS.
Sejumlah puisinya telah terangkum dalam kumpulan puisi bersama penyair lain.
Selama tahun 1990an, aktif menulis puisi, cerpen dan geguritan (puisi berbahasa Jawa) sejak masah menjadi mahasiswa, serta mempublikasikannya di berbagai media massa yang terbit di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Waktu itu ia juga sempat bergabung dalam Kelompok Teater Peron, FKIP UNS.
Sejumlah puisinya telah terangkum dalam kumpulan puisi bersama penyair lain.
Ia tinggal di Jl. Raya Timur Km.
4/l9 A, Pilangsari, Sragen Jawa Tengah. Dan di rumah desa (RSS) Gantiwarno Asri
Kedawung, Sragen .
Hp. 082 134 694 646.Email :
susilaning87@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar